Showing posts with label UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Show all posts
Showing posts with label UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO. Show all posts

Thursday, September 22, 2016

AKU DAN UNG BUTUH AKUA

Sabda Permen DIKBUD[i] RI No. 55 Tahun 2013 Pasal 5 Tentang Biaya Kuliah Tunggal itu  syahdu berbunyi:
Perguruan tinggi negeri tidak boleh memungut uang pangkal dan pungutan lain selain uang kuliah tunggal dari mahasiswa baru program Sarjana (S1) dan program diploma mulai tahun akademik 2013 – 2014.
Sedikit aku kutipkan penggalan, agar bisa kau jelaskan padaku, bagaimana maksud UKT itu? bila aturan ini belum sempat kau baca, sudah kusiapkan kok linknya {klik di sini}. Budayakan membaca yag!

Saturday, September 17, 2016

MAHASISWA MIPA UNG MENOLAK BIAYA RAMAH TAMAH

Sumber: fb. Fakultas MIPA
Jalan Andalas, samping kantor Dewan Perwakilan Rakyat kota Gorontalo, di sinilah Grand Palace Convention Centre berdiri megah. Pintunya terbuat dari kaca tebal tak berwarna, di depannya ada air tergenang. Jenuhan titik air dari mendung awan baru saja mengguyur 30 Agustus 2016. Tempat ini termasuk gedung baru di kota yang merdeka 23 januari 1942. Gedung-gedung di sisi kiri dan kanan berjejar mengikuti jalan. Tempat ini dulunya adalah sawah. Termasuk gedung yang sebentar malam akan kami gunakan dalam acara ramah tamah wisudawan (wati).Tersiar kabar, jurusan Matematika dan Biologi tarik diri dari kegiatan yang diselenggarakan Fakultas MIPA UNG ini. Mahalnya biaya ramah tamah itulah alasannya. Dalam gedung, telah duduk rapih dari kiri ke kanan: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan tentu Geografi terakhir lagi. Kehadiran kedua jurusan, menyangkal isu tersebut.

Thursday, September 1, 2016

KARIKATUR 53 TAHUN KAMPUS PERADABAN


   Selangkah melewati gerbang perempatan kampus yang berdiri sejak 1 September 1963, atmosfir kemewahan–sudah tercium – mudah kita jumpai dalam beragam bentuk: gedungnya yang tinggi-tinggi, ribuan manusia yang mampu ditampung di auditorium, lift elit di gedung rektorat, dan hotel bintang jenderal dalam kampus. Megah dan mewahnya hotel sempat pula kami nikmati ketika perkuliahan dilangsungkan pada salah satu ruangannya yang sejuk. Betah kami berlama-lama dalam ruangan, menjadi sungkan untuk meninggalkannya. Pembenahan infrastruktur ini diyakini mampu meningkatkan mutu pendidikan.

Monday, August 22, 2016

BIAYA RAMAH TAMAH FAKULTAS MENCEKIK

Sumber: google

Beberapa waktu lalu, hampir disetiap sudut ruang fakultas yang 4 jurusannya telah terakreditas A, tertempel selembar tulisan fenomenal berjudul “Lucunya Fakultas MIPA”. Tulisan tersebut membeberkan besaran biaya yang harus dikeluarkan untuk acara Ramah Tamah Wisudawan. Penulisnya mungkin beranggapan biaya tersebut merupakan “lelucon” berefek duka dalam tawa. Menjelang siang, lembar pemberontakan itu dilepas oleh staf karena dianggap menodai kesucian penguasa.

Wednesday, August 17, 2016

TAHEDE

Aku diolok:
Racun pengetahuan apa yang membuatmu suka belanja? Penampilanmu begitu elok sebagai sarjana. Terus menikmati tontonan yang terbaru. Terus mengeluarkan uang untuk makan dan pulsa. Lihatlah penampilanmu kini sebagai calon sarjana! Rapi, cantik dan gagah.
Wajahku panas. Nafas panjang kuhembuskan. Tangan kukepalkan. Hanya makian yang bisa kulontarkan.

Wednesday, June 1, 2016

PENDEKAM MELAWAN


Setelah heboh dengan fenomena Padeti Ismail, anak membunuh ayah, hingga hiu paus. Warga Gorontalo kembali digegerkan dengan chaos yang terjadi antara napi dan polisi. Beritanya dimuat Gorontalo Post, rabu 2 Juni. Namun, karena baku riki pergi kuliah tadi pagi, hanya judulnya saja yang sempat terbaca. Menjelang Isya, kejadian tersebut tersiar lagi disalah satu TV swasta nasional. Meskipun bukan prestasi, saya merasa bangga, Gorontalo masuk TV lagi. Astagfirullah.

Thursday, May 26, 2016

T.E.R.T.I.P.U.



Sejak tercipta, yang dituntut dari manusia hingga kini adalah berpikir. Sumantri[1] mengartikan berpikir sebagai kegiatan untuk menemukan kebenaran. Dosen sebagai seorang tenaga profesional dan seorang ilmuwan,[2] mendidik mahasiswanya untuk senantiasa menemukan kebenaran-kebenaran itu. Tidak hanya dalam pikiran, kebenaran haruslah terpatri dalam tindakan baik dari penganjur kebenaran (dosen) maupun dari penerima anjuran kebenaran. Seperti seorang ayah yang melarang anaknya merokok, maka sang ayah hendaklah bukan seorang perokok.

Saturday, April 23, 2016

MESKI TAK MENGAPA, MENGAPA MENOLAK KEDATANGAN JOKOWI?

Lagi dan lagi, barisan pemuda Gorontalo berdiri gagah di perempatan depan gerbang utama Universitas Negeri Gorontalo, dengan isu “menolak kedatangan Jokowi.” Kinerja Jokowi dipertanyakan, karena sampai dengan detik ini realisasi program nasionalnya kurang terasa dan kurang berpihak pada rakyat.

Monday, April 11, 2016

UNIKNYA JULUKAN DOSEN MATEMATIKA UNG

Sumber: google

Malam ini, di salah satu warung kopi yang berada di Kota Gorontalo, sorang kawan lama bercerita tentang salah satu kebiasaan dosen di jurusannya. Julukan yang menurut saya cukup unik dan bermakna dalam. Kalau Indonesia pernah heboh dengan penipuan dengan modus “mama minta pulsa”; gempar dengan “papa minta saham.” Di jurusan kawanku ini malah popular istilah “Dosen Minta Flash Disk.”

Friday, April 8, 2016

MERANA MENUJU SARJANA (Stop Pungutan!)


Sumber: google.com

    Tulisan ini dibuat sebab kegundahan seorang kawan mahasiswa disuatu pagi, awal minggu pertama di bulan April 2016 yang cerah, kala ia tengah mengurus kelengkapan administrasi menuju sarjananya. Ia bercerita dengan bibir senyum yang berusaha menyembunyikan kesedihan. Ia terheran, tidak terpukau, namun, merasa miris setelah mengetahui bahwa kelengkapan administrasi yang ia butuhkan hanya dapat diperoleh dengan mudah bila merogoh rupiah terlebih dahulu.

Tuesday, March 29, 2016

REKTOR UNG MEROKOK, SEANDAINYA

https://plus.google.com/+mardiahms94

Menurut Labionda, teman saya, merokok adalah aktivitas membanggakan, bahkan “Labionda” pernah berkata: “ada kodok di atas genteng” “tidak merokok tidak ganteng”. Pantun ini menyesatkan. Padahal, pantun ini seharusnya berbunyi “ambil genteng lempar perokok” “ngana pe ganteng macam kodok”

Sunday, March 6, 2016

DOSEN PROFESI YANG KURANG PROFESIONAL

Seluruh kompenen pendidikan baik siswa, keluarga, masyarakat, hingga pemerintah serta Guru dituntut bertanggung jawab dalam mewujudkan amanah UUD 1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kunandar dalam bukunya Guru Profesional menjelaskan, guru merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan pendidikan. Gurulah yang secara langsung berhadapan dengan siswa dalam mentransformasikan pengetahuan ilmiah dan teknologi sekaligus mendidik generasi penerus bangsa dengan nilai-nilai kebenaran. Guru mengemban misi yang berat namun mulia dalam mengantarkan tunas-tunas bangsa kepuncak cita-cita. Oleh karenanya, sebagai calon Sarjana Pendidikan yang disiapkan untuk menjadi guru sebagaimana yang diharapkan, mahasiswa mestilah terbentuk dalam lingkungan yang profesional dan membina diri untuk mewujudkan keprofesionalan tersebut.

Tuesday, December 15, 2015

JATUH CINTA PADA KALKULUS

                                       Sumber: Google.com

Meski air sudah membasuh badan, kantuk kembali merindu kasur. Kuliah jam delapan mengharuskanku melawan kemalasan pagi. Demi Ilmu, semua ritangan aku ladeni. Setiba di kampus, perutku terserang mulas. Angin dingin yang mencengkram perutku semalam berontak minta keluar. Kamar mandi yang berada di belakang sebelah timur dari ruang perkuliahan kusambangi. Pintunya terkunci dari dalam, seseorang tengah menggunakannya. Kucari alternatif. Kaki terus melangkah melewati ruang kamar mandi hendak ke kamar mandi Fakultas. Pada ruangan sebelah, I depan lab. Komputer Matematika nampak seorang mahasiswi tengah menggaruk betis putihnya sembari kakinya diangkat menginjak dudukan kursi panjang. Kecantikannya sirna seiring garukan jemarinya. Tidak ada yang salah dengan menggaruk, hanya lebih baik hal demikian tidak dilakukan di tempat umum. Cantik boleh relatif tapi mulas perutku mutlak adanya.

Tuesday, December 8, 2015

DEGRADASI KAMPUS PERADABAN -UNG


Teringat betul waktu kali pertama berkuliah di kampus Universitas Negeri Gorontalo (UNG) pada 2011 silam. Kampus ini tidak hanya dikenal sebagai kampus merah maron karena almamaternya berwarna demikian. Tetapi, juga dijuluki sebagai kampus peradaban. Julukan yang disandang ini masih dapat dijumpai karena tetap terpampang pada pertigaan antara Fakultas Pertanian dan jalan menuju Auditorium UNG. Tidak mengherankan, jika selanjutnya civitas akademika terutama para mahasiswa senior selalu mendoktrin mahasiswa baru dengan keyakinan bahwa mahasiswa yang ditempa di Universitas terhormat ini akan melahirkan martir-martir peradaban baru yang akan mengantarkan daerah dan dan bangsa pada kesejajaran dengan negara-negara maju lainnya.

Wednesday, November 26, 2014

Dosen Orde Baru UNG

Kampus adalah tempat terjadinya harmonisasi intelektual. Tempat dimana gagasan-gagasan baru dilahirkan. Dituang dalam kata, diolah agar nyata. Ide-ide perubahan bukan untuk dibekukan, dimandekkan, dilayukan sebelum berkembang, apa lagi digugurkan sebelum lahirnya. Tentu tidak ada yang menginginkan bayi lahir dalam keadaan cacat atau menginginkan balita menjadi trauma bangkit untuk kembali melangkah agar berjalan hingga berlari. Dosen yang baik tentu berharap mahasiswanya memiliki kemantapan ilmu dengan amal yang menawan.

Tuesday, June 17, 2014

TAI CICAK BERSERAKAN DI BUMI UNG

Kampus peradaban merah maron Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Sejak Pukul 07.00 pagi ini dipenuhi dengan pengangguran-pengangguran berpakaian ala tai cicak (Hitam-Putih). Bumi pertiwi UNG kembali diramei dengan mereka yang akan berjuang berdasarkan kemampuan masing-masing. Mereka berduyun-duyun mendatangi dan memasuki hampir disetiap ruanganan yang ada. Tidak hanya UNG, beberapa sekolah yang berada di sekitaran UNG juga turut sebagai sarana penguji-cobaan tai-tai cicak pengangguran ini.

DEMI PENGKADERAN


26 Rabiul Awal 1434 H yang bertepatan dengan 27 Februari 2014 nanti, akan berlangsung sebuah Pengkaderan yang dilaksanakan oleh Komisariat MIPA UNG. Proses persiapan yang dilakukan teman-teman panitia sudah dilakukan sesuai dengan prosedurnya. Termasuk mengurus administrasi di Badan Pengelolaan Latihan (BPL) HmI Cabang Gorontalo dan ke pengurus cabang itu sendiri.

Mengguncang Hari Bumi

Hari Bumi dengan masalah Pemanasan Globalnya adalah salah satu masalah yang menjadi perhatian khusus para mahasiswa geografi di se-entaro Indonesia. Termasuk mahasiswa geografi yang berada di kampus Peradaban-Merah Maron, UNG. Bahkan, perayaan ini ibarat sudah menjadi ke-WAJIB-an.

Saturday, May 31, 2014

KAMPUS PERADABAN MERAH MARON-KAMPUS RUMAH TANGGA



Catatan 20 Mei 2014

“Kampus rumah tangga,” berpendapat seorang mahasiswa secara spontan setelah mendengar orator ruangan memaparkan kondisi kampus peradaban-merah maron yang dosennya adalah pasangan-pasangan suami-istri. Dosen Y ternyata istrinya adalah dosen A, dosen E istrinya adalah dosen R, dst. Memang tidak semua demikian, namun jumlah pasangan ini juga tidak sedikit. Munkin juga ini hanya terjadi di Fakultas MIPA UNG. Dekan fakultas MIPA contohnya, siapa suaminya?. Kajur fisika, siapa istrinya?. Kaprodi Geologi, siapa suaminya? Dll.
“Ada cara mudah untuk menjadi dosen di UNG ini,” kata sang Orator. “menikah saja dengan dosen,” katanya lagi. Disaat yang hampir bersamaan dengan argumen sang orator, kawan kuliahku mengatakan “hamili saja anaknya dosen,” kelas pun menjadi gaduh, dipenuhi tawa-tawa ilmiah.
Menurut aplikasi penerjemah (PD English-Indonesia). Nepotisme dalam bahasa Inggrisnya adalah “nepotism” yang memiliki arti “mendahulukan sanak saudaranya sendiri dalam sebuah jabatan”.
Kampus ini memang unik. Kampus ini merupakan lahan yang baik untuk tumbuh suburnya nepotisme.
Kampus rumah tangga adalah kampus yang di dalamnya berisi kerabat-kerabat dekat, kampus yang dosennya adalah sepasang suami-istri.
Ada tiga kata yang sejak dulu hingga kini menjadi persoalan bangsa, yaitu: korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Persoalan korupsi, secara khusus sudah ada lembaga independen yang mengurusnya, lembaga KPK (komisi pemberantasan Korupsi) namanya. Sedangkan dua masalah lagi belum mendapatkan perhatian khusus. Oleh karena itu, pemerintah perlu membentuk lagi lembaga independen lainnya yang mengurusi persoalan kolusi dan nepotisme. Bisa KOPKOL (komisi pemberantasan kolusi) dan KOPEN (komisi pemberantasan nepotisme).
Aku tak tahu, apa yang salah dengan KKN