tag:blogger.com,1999:blog-45024752507070702832024-03-05T17:18:29.257-08:00 MAD-Khatulistiwadilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-12095454317824166352016-11-11T02:31:00.000-08:002016-11-11T05:32:32.972-08:00MEKAR CINTA<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Malam
itu Cakra dan teman-temannya baru saja tampil menari dalam sebuah acara amal
yang diselenggarakan Forum Komunikasi Osis (FKO) Kendari. Mereka tampilnya di hotel.
Sebelum pulang mereka diberi satu amplop putih.</span><br />
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mereka
tertawa bahagia setelah mengetahui nominalnya. Jumlah penari belasan orang.
Latihan mereka berbulan-bulan di sekolah dan di taman budaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mereka
pulang jalan kaki sembari menenteng bergilir radio besar milik Adel.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Malam
itu mereka tidur melantai, dekat dapur, di rumah seorang guru MTS,s Pesri
Kendari, Bu Hj. Sinar. Anak pertamanya, Fatimah adalah pengurus FKO. Dia yang
mengundang mereka untuk tampil menghibur. Dia juga yang menyerahkan amplop
putih berisikan pecahan satu lembar lima puluh ribu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mereka
semua laki-laki. Sulit tidur bila sudah bergerombol. Betis diistirahatkan; mata
tetap terjaga hingga fajar menyingsing. Malam itu mereka melewatinya dengan bercerita.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Cakra
berbagi ceritanya bersama Franz, teman sekelas sekaligus pelatih Tarkom (tari
kombinasi).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Salah
satu pembahasan mereka mengenai teman cewek, primadona madrasah. Nur Saidah namanya.
Kelas tujuh lalu, ia dan bibi seumurannya, Fatmawati, pindah dari Gontor Putri
4.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Mereka
berdua mahir berbahasa Arab. Mereka sama-sama cantik. Tapi, Saidah rating-nya
lebih tinggi. Ia lebih langsing dari tantenya. Wajahnya, imut-imut manja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Cakra
tak bisa menyembunyikan bahagianya saat menceritakan salah satu cuplikan
terpendam ketika beberapa waktu sebelumnya mereka mendaki ke Amarilis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Gunung
itu berada di sisi utara kota. Banyak jalan menuju ke tempat itu tapi betis
harus kuat. Salah satunya via rumah sakit PMI. Di sana ada air terjun, meluncur
cukup tinggi. Anak-anak setempat tidak ada takutnya ketika terjun bersama air. Cakra
beraninya hanya sepertiga dari ketinggiannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Ada
dua pilihan tempat mandi yang digandrungi: di atas dan di bawah. Pada bagian
atas air terperangkap diantara bongkahan bebatuan, ukurannya tidak seluas yang
di bawah, lebih cocok menikmatinya secara individu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tepian
tempat air meluncur terdapat batu besar berwarna kecoklatan. Permukaannya agak
miring.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Menjelang
Dzuhur, Cakra dan Saidah duduk pada batu itu. Di bawah sana mereka melihat
teman-temannya asik berenang. Pada sisi kanan bawah, air jernih bersiap melayang
bebas ke udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Saidah
mengenakan kaos lengan panjang berwarna biru, senada dengan warna langit siang
itu. Rambut hitamnya tergerai panjang dan basah. Ia duduk membelakangi hijaunya
dedaunan. Lantunan sayup kicau burung mengiringi lambai senyumnya pada Cakra.
Keindahan alam menyatu pada lentik bulu matanya. Bunga melati bahkan cemburu
pada sekuntum wajah cantik ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Tubuh
Cakra terasa terkoyak-koyak, berhamburan, beterbangan; menyatu bersama percik
air yang membelai lembut kulit Saidah. Sarafnya bercahaya. Andai Cakra pandai
memetik bunga atau sekiranya mahir memberi puji tentu kelopak pipi Saidah sudah
dikecupnya dengan buaian, kata-kata penyejuk hati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">“Kamu
tau tidak?” Kata Cakra memandang mata Saidah, seolah dipeluk mata gadis itu
tertulis namanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">“apa?”
Jawabnya penasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">“Aku
jatuh cinta pada langit, tapi hatiku tertinggal pada mu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Saidah
tersenyum; Cakra tersipu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Percakapan
itu hanya ada dalam hayal, tak mampu keluar menembus lemahnya lidah. Nyali
Cakra menciut. Lantas beranjak pamit meninggalkannya untuk shalat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-86296242394138091022016-10-27T04:33:00.000-07:002016-10-28T00:31:33.888-07:00BUNTU DI PAGUYAMAN<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Apa yang paling dirindukan perantau? Pertanyaan itu kerap hadir
menggelitik benakku dan mungkin juga kepada perantau lainnya. Kampung,
barangkali adalah tempat yang paling dirindukan. Sebuah tempat di mana ia
menjadi saksi kelahiran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Seorang eks PKI, pelariannya hingga ke Eropa dikisahkan Leila S.
Chudori dalam Novel <i>Pulang</i>: di tempat
baru itu ia melewati hidup berpuluh tahun, beristri dan beranak. Bahkan sekalipun
kehadirannya di benci pemerintah tetap jua ia inginkan agar kelak jasadnya
terdekap di tanah kampung Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Senada kisah di atas, Agustinus, petualangannya menembus batas
wilayah, menyusuri ragam bahasa yang tidak dimengerti, mempertaruhkan nyawa menundukan
puncak tertinggi dunia, melintasi budaya dan konflik, tetap juga merindukan
kampung. Hanya tempat itu yang membuat Agus menemukan makna perjalanan, makna
kehangatan yang mampu mengusir dingin salju Himalaya. Sebuah arti perjalanan hidup
yang ia rekam dalam buku: <i>Kembali Ke
Titik Nol</i>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku ragu, apakah aku punya kampung. Kadang mereka mengartikan
kampung adalah desa: orang yang katanya gagap teknologi, berpakaian sama jadulnya
dengan sikapnya yang udik. Kadang mereka menyebutnya “kampungan”. Bukan sebuah
desa, aku lahir di Kota, pusat peradaban, ditetapkan Tuhan terletak tepat di
lengan Tenggara Sulawesi. Kampung dan desa mungkin sama sekaligus berbeda. Bila
orang-orang itu mempertanyakan kampungku, Kendari itulah jawabanku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tapi aku lebih merindukan kampungnya. Kampung tak beraspal yang aku
kunjungi 2015 yang lalu. Yang pemukimannya berderet mengikuti alur sungai, pembatas
antara Boalemo dan Kabupaten Gorontalo. Aku rindu rumah betonnya yang lebih
kecil dari garasi mobil orang-orang berduit. Ruang tamunya merangkap ruang
keluarga, ada kursi dan meja plastik dekat pintu masuk; di ujung sana, sekitar empat
meter dari pintu depan, di atas lemari perabotan dekat pintu dapur ada tivi 14
inch. Sebelah kanan dari ruang penghibur keluarga dengan tontonan, terdapat dua
kamar. Malam itu aku tidur di kamar depan. Kamarnya wangi dan penuh tempelan
foto gadis SMP. Beberapa alat kecantikan seadanya berbaris rapih di jendela dan
di rak plastik. Di balik pintu kamar tergantung rok dan pakain sekolahnya. Malam
itu, kepala keluarga pasti tidur berdempetan bersama tiga bidadarinya di kamar
sebelah. Alangkah baiknya mereka pada perantau yang belum terlalu mereka kenali.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8kH3ENcMgOH816PLa8n4sLeZNSnXTH0_BAgC7ANnXkUYqifjeOwfVIEqEdhs5uVIloKeDoXLSRGtukufuG05AOfW_4CEdIAiQKIGIoUBzbSbqU3cu8RH80RAX8qOS0gYyDhihYbV9QHQg/s1600/1+%25285%2529+copyy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8kH3ENcMgOH816PLa8n4sLeZNSnXTH0_BAgC7ANnXkUYqifjeOwfVIEqEdhs5uVIloKeDoXLSRGtukufuG05AOfW_4CEdIAiQKIGIoUBzbSbqU3cu8RH80RAX8qOS0gYyDhihYbV9QHQg/s320/1+%25285%2529+copyy.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jalan tak beraspal menuju Kampung itu</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt;">Kampung ini sejuk. Mendekati subuh dinginnya merambat menusuk
kulit, lebih tajam dari dingin ruangan dekan fakultasku. Sepagi itu aku sudah
bangun. Yang punya rumah masih terlelap. Aku melangkah ke belakang mencari
kamar mandi melewati pintu dekat Tv. Ruang dapurnya seperti ruang dadakan,
tidak terdapat dalam rancangan denah rumah. Lantainya beralaskan tanah,
bersembunyi di balik sulaman bambu. Ada meja makan berbahan kayu di situ,
berwarna coklat kehitaman tanpa olesan cat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: "cambria" , serif;">Rumah ini bukan seperti rumahku. Kamar mandi keluarga ini hanya sebuah kotak tanpa penutup terbuat dari anyaman bambu, tiga meter di belakang dapur. Seng dan karung bekas membantu menutupi celah dinding. Di dalamnya ada genangan tak berbeton, airnya hanya cocok untuk membersihkan, tetapi tidak untuk mencuci beras. Lalu aku membasuh badan dan mencuci celanaku yang bau pesing dengan air keruh keabuan itu. Aku malu pada diri sendiri. Sedewasa ini aku masing sering ngompol bila kedinginan. Setelah menjemur, aku kembali ke kamar, mengganti pakaian, menyemprot kasur dengan parfum.</span></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfZv8e2D3wLU7uGlDN3avNJ4WEJt5OOhybghM-j_pcJfubw6ZEtoFKBmhsMtR8rGrQ74PEX_-pLFro05U1deA_83ddfeGomyg7IreaepC6hMp9lsf3BaAhRR3ebLaXRStekqmrKWaqYlSe/s1600/1+%25288%2529+copyy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfZv8e2D3wLU7uGlDN3avNJ4WEJt5OOhybghM-j_pcJfubw6ZEtoFKBmhsMtR8rGrQ74PEX_-pLFro05U1deA_83ddfeGomyg7IreaepC6hMp9lsf3BaAhRR3ebLaXRStekqmrKWaqYlSe/s320/1+%25288%2529+copyy.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Putih itu menyelimuti Hijaunya Dedaunan</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt;">Ini kedatangan keduaku di Desa Karya Murni. Pertemuan perdana
sebelumnya, Bapak petani jagung pemilik rumah ini sempat berkeluh kisah tentang
hutan lindung –penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah–
sumber kehidupan warga setempat yang sudah terjamah oleh oknum-oknum tidak
bertanggung jawab. Aku datang kali ini sebagai orang yang terseret dengan keresahannya.</span><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sejak kakek-nenek mereka, hutan itu tidak hanya mencukupi
kebutuhan oksigen penduduk desa, ia juga menyerap racun karbon dioksida dan
menyuplai udara segar bagi penduduk se kabupaten. Pohon-pohonya tumbuh lebat di
atas sebuah gundukan tanah menjulang tinggi. Ada penampungan air di atas sana.
Darinya, air kehidupan mengalir jernih ke rumah-rumah warga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2009 yang lalu, cerita bapak calon kepala desa ketika sore
sebelumnya bertandang ke rumah ini. Beberapa orang asing melakukan survei di
tengah hutan. Dua tahun kemudian, puluhan hektar tempat pohon-pohon besar itu lahir
kini tak berdaya dijajah cengkeh. Orang-orang asing, 40 kepala keluarga itu sudah
membuat markas. Mereka dibenci masyarakat setempat namun di sayang pemerintah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt;">Anggota DPRD beberapa kali bertandang ke desa ini, mendengar pendapat
warganya. Tapi keluhan nasib hutan
hanya sampai di telinga para politisi yang katanya wakil rakyat itu. Tindak lanjut
yang tersampaikan di balai desa hanya ucapan kosong penghibur warga. Hanya
pandai mengumbar harapan, kata-kata yang sama dustanya kala mereka datang
berkampanye. Wartawan dan polisi pernah datang ke tempat ini tapi mereka sama
bungkamnya dengan aku. Namun, kebungkamanku bukan karena mulutku tersumpal
rupiah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku menusuk, namun tusukan lawan lebih perih. Ucapan petugas
pemerintahlah yang membungkam: tidak hanya mulutku tapi juga mulut para warga.
Bila penduduk desa berani berulah, pemerintah tidak segan-segan mempersoalkan
lahan-lahan warga yang telah lebih dulu diam-diam mengambil sepetak demi
sepetak tanah hutan lindung ini. Lihai betul pemerintah memainkan konflik dan kuasanya;
membiarkan warganya salah agar kedepan bisa saling menyalahkan, dan pemenangnya
sudah tertebak. Beginilah nasib masyarakat level terbawah dalam <i>Piramida Mills</i>, masyarakat yang tidak
memiliki kekuasaan dan tak terorganisasi akan terkontrol oleh kelompok di
atasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Entah siapa yang salah. Pemimpin ataukah rakyatnya. Atau keduanya.
Warga salah karena sedikit demi sedikit menggarap hutan lindung. Pemimpin salah
karena tau dan membiarkannya warganya salah. Bila warganya salah karena
penggarapan itu, apakah 40 kepala keluarga yang menebang dan mendiami hutan
lindung itu tidak salah? Salah menurut siapa yang aku gunakan?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Menurut Peta Infrastruktur Kabupaten Boalemo tahun 2012, hutan
tersebut memang termasuk Hutan lindung. Walaupun demikian, hutan lindung bisa
dikelolah bila memiliki izin. Hal ini di atur dalam </span><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">UU No. 41 Tahun 1999
Tentang Kehutanan, pasal 26.</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku tak pandai, aku tak punya solusi. Aku hanya punya segudang keinginan
membantu, gudang besar namun kosong tak berilmu, tak punya apa-apa. Aku pergi,
tak kembali. Dan Aku merindukannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<span style="background-color: #fff2cc; font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; text-align: justify;">Beberapa hal yang kurang dalam keterseretanku. Paling utama yaitu,
tidak ada sedikitpun konfirmasi yang aku lakukan mengenai data dan informasi. Seperti,
kebenaran akan adanya lahan-lahan warga yang sudah merambah ke hutan lindung, dan
keberadaan surat izin pemanfaatan hutan lindung tersebut.</span><div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-1861178649733800492016-10-15T23:00:00.000-07:002016-11-05T01:11:56.457-07:00TERTIPU DI YOGYAKARTA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilwKODBYHFUv-RHPgynZZjTA4EHfJE5YsL4eu61bewwzsOi6PDKdFRdT4Sh1OZbz9ZDqtyaK29d3FBfcUpyhputWdo9F3_lhiBIQsYE6FK8Xccy-CJU50zOybWa55FZ3Xr-6iUX4npKUWC/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilwKODBYHFUv-RHPgynZZjTA4EHfJE5YsL4eu61bewwzsOi6PDKdFRdT4Sh1OZbz9ZDqtyaK29d3FBfcUpyhputWdo9F3_lhiBIQsYE6FK8Xccy-CJU50zOybWa55FZ3Xr-6iUX4npKUWC/s320/1.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Puluhan langkah meninggalkan gerbang Institut
Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta; langit berlahan berselimut gelap. Padahal, kami baru saja melakukan pemotretan di bawah
langit terang bersama Soekarno dalam ukiran batu di depan fakultas Seni Rupa. Berkah
Tuhan dari langit sesaat kemudian bercucuran memberikan hidup dan mungkin juga
kematian. Saya dan mantan Ketua Komisariat STMIK ICHSAN Gorontalo terjebak dan
bersembunyi bersama batako di balik atap seng. Hujan sesekali menyapa melalui
celah bundar bekas paku. Sepatu putih, teman perjalanan dari kost ke Radio Buku, basah dan kotor terkena dampak erosi percik. Dekat
dengan sepatu, semangka seharga 8500 yang kami beli tak jauh dari tempat
berteduh kulit dan bijinya berserakan.</span></div>
<a name='more'></a><o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">Terbentang dari perempatan Alun-alun kidul
Kota Yogyakarta hingga pantai dimana Nyi Roro Kidul katanya berkuasa, jalan Parangtritis
di hadapan kami bisa dilalui lima mobil angkutan kota sekaligus. Mobilitas
kendaraan cukup tinggi meski gemuruh hujan hampir merubuhkan atap penaung kami.
Sempat ia mereda, peluang itupun tidak kami sia-siakan untuk berlari sejauh dua
ratus meter mencari suaka yang lebih pantas. Dalam pelarian, bis umum sempat
ikut berlomba. Sebelum menyamai kami, saya melambaikan tangan kanan, tersenyum
pada pengemudinya. Sial, roda bus terus melaju membiarkan deru hujan daerah Sri Sultan Hemungku
Bawono Kesepuluh membelai beku kulit kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dua jam lebih kami berteduh di Rumah
Makan Rata-rata. Mendekati maghrib, intensitas hujan menurun, stamina turut merosot.
Perut keroncongan belum terisi sejak siang. Pagi tadi saya sempat minum susu jahe,
sedangkan Wahyu – teman seperjuangan di HmI Cabang Gorontalo– menyeduh setengah
gelas sebungkus kopi susu. “Tidak biasa sarapan pagi ana,” kata pria berpostur
tinggi, kurus, berotot, waktu saya ajak makan. Dengan berat hati, nasi sisa semalam
saya santap sendiri. <o:p></o:p></span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 16px;">Di seberang jalan nampak warung </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">Penyetan De’Putri</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 16px;"> yang mungkin pas dengan kantong kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Sembari menyeruput air hangat di warung itu, bayang-bayang
wawancara untuk menjadi relawan penyiar yang dilaksanakan Radio Buku, Volunter
Bacth#4 namanya, menyisikkan kenangan baru, karena ini adalah pengalam pertama.
Empat hari sebelumnya, melaui email dan sms, saya dinyatakan lolos seleksi <i>online</i>. Peserta yang dinyatakan lolos
diminta datang mengikuti wawancara. Lokasinya di kabupaten Bantul, kec. Sewon, belakang
kampus ISI. Wahyu menemaniku. Kami datang terlambat, padahal menurut Google
Maps, jarak tempuh hanya 13 km. Kami meninggalkan kos sejak 11.30, sampai di
lokasi sekitar 14.30.</span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5CqdZDMtOqrOjJz_XeA2W0oIOCX5X9av4vWXWgpATsKQPQB-yn6faFFl4MF-9pRxpb51P4LbrP4Lxv5lzRZMcDzu_ZBPP8RTRNsUW10jcUXy8xleYykW0Y1TcfFMwsyYrBRcwT-quMXtW/s1600/20161015_1553155.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5CqdZDMtOqrOjJz_XeA2W0oIOCX5X9av4vWXWgpATsKQPQB-yn6faFFl4MF-9pRxpb51P4LbrP4Lxv5lzRZMcDzu_ZBPP8RTRNsUW10jcUXy8xleYykW0Y1TcfFMwsyYrBRcwT-quMXtW/s320/20161015_1553155.jpg" width="286" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">Menuju lokasi, kami menaiki bus Trans
Jogja. Petugas halte Trans Jogja depan UIN berperilaku buruk. Katanya kalau mau
naik di halte sebelah yang petugasnya tidak ada itu harus membayar kepadanya tujuh
ribu untuk dua orang. Kami membayarnya lantas pindah halte sebelah. Saya sempat
ragu, karena kalau pramugara menanyakan apakah kami sudah bayar atau belum,
kami tidak bisa membuktikan apa-apa. Dugaanku benar, setalah masuk ke bus,
petugasnya bertanya sudah bayar atau belum. “Saya sudah bayar di halte sebelah
pak,” kataku sambil tersenyum bangga. Petugas yang berdiri di pintu masuk air
mukanya berubah kecut mendengar jawaban itu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">“Di halte berikutnya bapak turun dulu
yag, nanti bayar di situ,” ketus petugas berseragam batik itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saya heran mendengar titahnya, kita
memang tidak dipercayai. “Petugas depan UIN mohon tidak main minta bayaran lagi
pak kalau pelanggan mau naik ke halte sebelah,” saya bilang begitu saat melangkah
keluar dari bus ke halte yang dimaksudkan petugas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Halte Trans Jogja terbagi dua: ada
petugasnya dan yang tidak ada petugasnya. Untuk masuk ke halte berpetugas, terlebih
dahulu membayar 3500, petugas lalu memasukkan kartunya ke dalam sebuah alat
agar diproses secara elektronik, menandakan bahwa satu penumpang telah resmi. Cara
lainnya dengan membeli <i>card</i> khusus yang
di dalamnya sudah ada saldo. Bila naik dari halte tak berpetugas, setelah masuk
ke dalam bis, kartu tersebut akan dipinjam oleh petugas untuk di<i>scan, </i>saldo terkurangi. Ketika masuk melalui
halte berpetugas, bayarnya dengan menggunakan kartu bersaldo tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Yogyakarta melenceng sedikit dari
jargonnya sebagai “Kota Nyaman.” Bila hari sabtu dan minggu, macetnya
menyerupai Jakarta. Bus tumpangan kami bahkan mendapatkan 3 kali lampu merah
dalam sekali antrian. Kemacetan ini selain bertambahnya volume kendaraan juga
ditengarai sebagi akibat pembangunan di ruang-ruang publik yang sangat
ditentang oleh masyarakatnya. Istilah “Jogja ora didul” (Jogja jangan dijual)
bertebaran penuh seni di dinding-dinding dekat jalan sebagai bentuk penolakan
mereka terhadap kebijakan pemerintah yang gencar membangun dengan menjual
lahan, mengganti rindang pepohonon dengan beton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah makan siang menjelang malam di
warung Penyetan De’Putri, kami
melanjutkan perjalanan. Oh iya, hampir lupa, mau tau apa yang kami makan di warung makan itu?....kami makan nasi,
lauknya telur dadar, sepotong timun, dua tempe goreng irisan besar, plus
dabu-dabu (sambal) menggoda. Pesanan saya sama seperti Wahyu, mahasiswa S2 Ilmu
Pemerintahan konsentrasi Pembangunan Desa Yogyakarta. Harga makanan kami totalnya 14.000,
berarti seporsi cuman 7.000. Karena murah dan berkualitas, kami memesan dua
porsi lagi dengan menu yang sama seperti tadi untuk dilumat setelah tiba di
kos.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDRfghIwJ_bAOvOyrqs-HDN7eh5niuCeDZEW3hDpanfIhHosauD3sfwVwVEZqK9rdM1TM4dzwevnL4HtNabHIYiJJCXCqjpKzYsaN7TVi_No489KZHpxtByG8E70AZPGLiuErUKfificb/s1600/20161015_114556.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDRfghIwJ_bAOvOyrqs-HDN7eh5niuCeDZEW3hDpanfIhHosauD3sfwVwVEZqK9rdM1TM4dzwevnL4HtNabHIYiJJCXCqjpKzYsaN7TVi_No489KZHpxtByG8E70AZPGLiuErUKfificb/s320/20161015_114556.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Wahyu, Mantan Aktivis di Gorontalo</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">Energi telah terkumpul. Perjalanan kembali
dilanjutkan. Beberapa kali kami mencoba menghentikan, lagi-lagi bus umum tidak
meberi tumpangan. Mungkin kami berdiri di tempat yang kurang tepat. Taksi
dan delman terlalu mahal buat kami. Sepanjang perjalanan hanya macet yang kami
jumpai, tidak termasuk jalan-jalan kecil. Kaki kami melangkah berat hati sekitar
dua jam untuk sampai di halte Trans Jogja. Sekitar setengah jam kemudian, mobil
besar yang dinanti akhirnya berlabuh dan melaju menuju terminal Giwangan. Setelah
istrahat sejenak, bus berganti tetapi dengan armada yang sama, kode 4B. Kami
tak perlu bayar lagi, begitu aturannya, kecuali pindah ke halte sebelah atau
ganti armada.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kami tiba dengan selamat di kamar sewaan
Wahyu, </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 16px;">samping UIN Sunan Kalijaga,</span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 16px;"> </span><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">tepat pukul sembilan malam. Otot betis sedikit kaku. Alhamdulillah, nasi
bungkus masih hangat ketika kami santap setelah membersihkan badan dari petualangan
menyenangkan penuh daki dan peluh.</span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Baca sebelumnya: <a href="https://dilwanung.blogspot.co.id/2016/10/aku-dan-buku.html" target="_blank">Aku dan Buku</a></span></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-54454504440468882412016-10-11T07:29:00.001-07:002018-12-16T10:45:44.416-08:00AKU DAN BUKU<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Membaca kadang membuat mata terasa letih, ngantuk tak
terhindarkan. Selembar tulisan bak pil tidur paling mujarab. Sementara,
halaman-halaman berikutnya rindu dijamah tiada terkabul. Peristiwa pilu pernah
datang dari guru Fisika MAN 1 Kendari. Sewaktu mahasiswanya, ia giat
menghabiskan hari bersama buku, bila sehari saja tidak membaca, pusing pasti
melandanya. Dengan enteng seorang peserta didik memberikan tanggapan, “berarti
kalau tidak mau pusing jangan membaca dong Pak.” Siswa sok pintar itu adalah
Mad Khatulistiwa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Doktrin membaca buku dan tulisan dalam bentuk apa saja saya,
lahir, ketika saya mengikuti perkaderan Kesatuan Pelajar Mahasiswa Muna
Indonesia (KEPMMI) di kota Serambi Madinah, Gorontalo. Persisnya lima tahun
lalu – di tengah kesibukannya mendidik pelajar SMA 1 Mananggu dan menyusun buku
Saya Malu Sebagai Orang Muna – dogma itu tertutur dari seorang kakak diperantauan
bernama Aspian Ibranur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Jauh sebelum doktrin itu terdengar, sejak duduk di bangku sekolah
dasar saya sudah menghatam kisah-kisah para nabi, buku tanpa gambar yang
tersimpan di lemari kelas. Membaca ketika itu hanyalah untuk menghabiskan waktu
bila lelah bermain di halaman sekolah. Saat berseragam putih biru, kebiasaan
membaca itu masih ada. Dan bacaan paling menarik adalah petualangan Trio
detektif dan komik sewaan teman asrama. Semoga buku itu masih ada di
perpustakaan MTS, s PESRI Kendari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Beranjak ke masa perkuliahan. Saya tercengang, sebab atmosfer
kampus sangat berbenturan dengan apa yang ada di alam ide, sebagaimana
pemahaman saya selama ini. Kondisi itupun memicu nyali untuk menyampaikan
keresahan dengan cara berbeda dari para demonstran. Sejak itu, kegiatan membaca
buku beralih membaca realitas dan sedikit demi sedikit mengikatnya dalam
tulisan dan menyebarkannya. Tulisan agitatif itu sedikit banyak terinspirasi
dari gaya kepenulisan Eko Prasetyo dalam bukunya Penguasa Tipu Rakyat dan Bangkitlah
Gerakan Mahasiswa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Menjelang akhir masa studi strata satu, sepotong kisah dari – buku
mungil berjudul ‘Jalan Sunyi Seorang Penulis’ – seorang manusia yang hidup
tidak sekadar untuk menulis tetapi juga menulis untuk hidup, berhasil
meledakkan semangat untuk istiqomah menyusuri jalan sunyi kepenulisan.
Pengalamannya ditolak berpuluh kali ketika mengirim tulisan di media massa
hingga membuatnya berkesimpulan bahwa mengirim tulisan untuk ditolak adalah
perjalanan inspiratif dan mendapatkan perhatian khusus di hati ini. Meski saya
belum pernah sedikitpun ikut pelatihan menulis, berkat bacaan itu, tulisan saya
yang jauh dari kata pantas, nekat saja saya kirim ke email Gorontalo Pos. Dari
total enam tulisan yang saya kirim secara berkala, dua diantaranya berhasil
terbit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;">Selasa, 11 Oktober 2016, saya akhirnya tiba di kota pelajar,
Yogyakarta. Si inspirator – penulis Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur – itu
tidak terlalu jauh untuk dipeluk kehidupannya, perasaan, dan pikirannya. Semoga
tanah ini menjadi titik keindahan perjumpaan demi menghimpun kata dalam
lembaran yang layak, lebih baik, dan terbaik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbE5vIFh4mHG7rKKUNVaMly1CfN43UPWYXjPqsGCr9smLJx2JsHaAMst7XCAkSDjf9E0_RlAxX8hMx4Uf80QKXsuYD3Tc4IwmOqCY5YwWjbZ9zpvjtrILbU0WAhlVI8eIK2qT8KO3GrC_K/s1600/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="417" data-original-width="1000" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbE5vIFh4mHG7rKKUNVaMly1CfN43UPWYXjPqsGCr9smLJx2JsHaAMst7XCAkSDjf9E0_RlAxX8hMx4Uf80QKXsuYD3Tc4IwmOqCY5YwWjbZ9zpvjtrILbU0WAhlVI8eIK2qT8KO3GrC_K/s640/Untitled-1.jpg" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<span style="font-family: "Calibri Light","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 107%; mso-ascii-theme-font: major-latin; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-hansi-theme-font: major-latin;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<blockquote class="tr_bq">
<blockquote class="tr_bq">
<span style="font-size: x-small;"><span style="background-color: #fff2cc;"><span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">"Tulisan <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">'Aku dan Buku' ini </span>dibuat sebagai syarat <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">pendaftaran mengikuti Volunteer Batch #4<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";"> yang diselenggarakan oleh <a href="http://radiobuku.com/" target="_blank">radiobuku.com</a></span></span></span><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; line-height: 115%;">. <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";"><span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">N</span>antinya, <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">p</span>eserta yang lulus akan menjadi relawan dan menyiar<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">. <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">P</span>eserta juga akan dibekali teknik dasar penyiaran radio<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">, men<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">gikuti</span> pelatihan jur<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">nalistik<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">, </span>menulis esai, dan <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">dapat menikmati fasilitas lainnya</span> dari <a href="http://warungarsip.co/" target="_blank">Warung Arsip</a>. <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">Harapan belajar nulis di Radio Buku seperti<span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">nya </span>tertunda, karena tulisan di <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">atas</span> <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">belum lulus seleksi. Saya mesti belajar <span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">lagi. </span>Semoga masih ada kesempatan. Amin</span></span></span></span></span></span></span></span></span><span style="font-family: "book antiqua" , "serif";">"</span></blockquote>
</blockquote>
<br />
Baca Selanjutnya: <a href="https://dilwanung.blogspot.co.id/2016/10/tertipu-di-yogyakarta.html" target="_blank">TERTIPU DI YOGYAKARTA</a> </div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0Yogyakarta, Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta, Indonesia-7.7955798 110.36948959999995-7.9214328 110.20812809999995 -7.6697267999999994 110.53085109999995tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-37397232155953028812016-09-14T23:30:00.000-07:002016-10-11T18:50:06.874-07:00MENCUMBUI PENGANGGURAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhia3rR9qAqcrG0JkLTwGSZkIHquIMuftvTw4hZ8o5-9fhz_MxOXifBNY5aS-ICOrF6fkFSVy6AnAa83o-ATAGVFgjnVp6b2GSwdGw9ZQdEndQK_ay-s2ddaGkOtyonpuGamFqpEVFI_G_f/s1600/20160915_085300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="192" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhia3rR9qAqcrG0JkLTwGSZkIHquIMuftvTw4hZ8o5-9fhz_MxOXifBNY5aS-ICOrF6fkFSVy6AnAa83o-ATAGVFgjnVp6b2GSwdGw9ZQdEndQK_ay-s2ddaGkOtyonpuGamFqpEVFI_G_f/s320/20160915_085300.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> “Selamat, anda terdaftrar mengikuti tahap
seleksi dari PT. Unilever. Silahkan cek email anda.” Saya hanya bisa berteriak
ria dalam hati setelah membacanya. Sms itu saya terima sekitar pukul 5.30 selasa
kemarin. Samsung J1 putihku kembali berdering pukul 11.00, kali ini pesan itu
berasal dari PT. Chevron dengan bunyi tulisan serupa dengan sebelumnya. Rejeki tidak
pergi kemana. Dalam satu hari ini, namaku terdaftar sebagai calon karyawan pada
dua perusahaan. Meskipun terlebih dahulu mengikuti wawancara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpiFKc9lT3anpNvt7wQVWoefBG4rC81GW3sNrNIjua_KWHBonrFmz0EfGWhXTFpBI39N4y8FGYSPEIc8Dk7ZF7rcsw27gm3UU6qYUsQX3Z-QWqTS-7QuK4xsfelzbxx5VuyF4AQBc-c78O/s1600/Screenshot_2016-09-15-10-17-25.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpiFKc9lT3anpNvt7wQVWoefBG4rC81GW3sNrNIjua_KWHBonrFmz0EfGWhXTFpBI39N4y8FGYSPEIc8Dk7ZF7rcsw27gm3UU6qYUsQX3Z-QWqTS-7QuK4xsfelzbxx5VuyF4AQBc-c78O/s400/Screenshot_2016-09-15-10-17-25.png" width="240" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: x-small;">Pesan abal-abal lagi</span></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Laptop
Toshiba 12 in saya nyalakan lalu disambungkan dengan hospot selulerku. Dua
surat panggilan wawancara saya unduh. Namaku tertera jelas. Jadwal wawancara
terlampir. Untuk pergi ke lokasi wawancara calon peserta diminta mengirim
sejumlah uang ke travel yang telah disebutkan dalam surat elektroniknya. Biaya
pribai itu nantinya akan diganti oleh pihak panitia. timbul pertanyaan dalam
hati, mengapa dua perusahaan besar memiliki model surat yang mirip? Karena ragu-ragu,
aku lalu konfirmasi ke web resmi kedua perushaan itu, jawaban operatornya nyaris
membuatku membanting laptop. Katanya, saat ini belum ada pengrekrutan karyawan. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Siangnya, saya ke Gorontalo Moll. Di sana saya sempat bertemu Owner Panasonic. Ia dan istrinya
kukenal baik, begitupun sebaliknya. Sempat mereka tanyakan dimana kini aku kerja,
“saya masih bulan madu dengan pengangguran om,” kira-kira begitu jawabannya (sudah disensor agar terkesan halus bagi pembaca). Rejekiku melalui silaturahim belum
berasal dari pasutri 3 anak cewek itu, mereka carinya sarjana teknik sipil. Mereka
juga bilang aku lebih cocok menjadi Guru.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjovNaZGICn2Smt3shelxCVua-KUu-6FhR3f5ntZwZig9snuOjrlR64q9dV-LphlbpFdYKTSgrwn73nu2xbofMKuaKu5-OryU87K7icm20zB0qBBbpIvAvJtyUx0LLVHSbmF014bl9uCp_X/s1600/Untitled-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjovNaZGICn2Smt3shelxCVua-KUu-6FhR3f5ntZwZig9snuOjrlR64q9dV-LphlbpFdYKTSgrwn73nu2xbofMKuaKu5-OryU87K7icm20zB0qBBbpIvAvJtyUx0LLVHSbmF014bl9uCp_X/s400/Untitled-1.jpg" width="230" /></a><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Setelah
wisuda, kerja menjadi kegiatan yang harus segera digeluti. Apapun pekerjaan itu
harus diterima selagi halal, meski menyimpang dari basic keilmuan. Jangan lihat
kerjanya apa, yang penting pengangguran bukan aktivitasku lagi, dan gajinya
tentu harus sesuai aturan pemerintah.</span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt;">Kuperoleh
setelah lima tahun, Ijazah Sarjana Pendidikan Geografi telah kuperbanyak dan
telah kusebar ke Maqna Hotel dan Grand Q hotel. Jumlah itu belum termasuk
dengan lamaran yang aku kirim melalui internet, sudah menembus belasan.
Sayangnya, selama dua minggu ini, ijazah itu masih malu menampakkan faedahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Malam
ini, lagu angka satu dan 23 judul lagu lainnya dari Chaca Handika mengantar
tidurku. Mataku mudah saja menutup, tapi gelombang otak belum mencapai frekwensi
alpha sebagai pintu menuju theta dan delta agar terlelap. 3 jam aku berusaha,
tetap saja masih terjaga. Otakku terus memikirkan tema kemerdekaan RI ke 70.</span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0Gorontalo, Gorontalo City, Gorontalo, Indonesia0.54354419999999992 123.056769300000040.41652069999999991 122.89540780000004 0.67056769999999988 123.21813080000004tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-59309098083677927172016-08-16T01:05:00.001-07:002016-10-11T18:50:48.233-07:00LAPAR? PESAN ONLINE AJA<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuN7SElJxIsqqlDjJO6zkCp8l3MFz0s5wO81ACLMrnz_cu0XWPexEhTJjU0SaREN45_JtI8yaVwHzkzuy_VxYWzONJoHlWYdILdDcKL0Bls9ISEo2mYd__9iFyFQAO2OjJg1IVyUS_eZmS/s1600/20160816_151610.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="306" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuN7SElJxIsqqlDjJO6zkCp8l3MFz0s5wO81ACLMrnz_cu0XWPexEhTJjU0SaREN45_JtI8yaVwHzkzuy_VxYWzONJoHlWYdILdDcKL0Bls9ISEo2mYd__9iFyFQAO2OjJg1IVyUS_eZmS/s320/20160816_151610.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sudah Kusantap Dengan Bijaksana</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.3pt;">“Dilwan, dilwan?”
teriak tetangga kamar memanggil namaku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“iya, kenapa?”
sahutku dari dalam kamar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“nga ba pesan
nasi? Napa dia di muka ee.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">“oh, iya” jawabku seraya bergegas.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Uang sepuluh ribu kuserahkan
langsung pada pengantar makanan. “Makasih banyak pak, cepat juga yag antarnya?”bapak
itu hanya menjawabku dengan senyuman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kaki tak perlu repot melangkah jauh.
Kulit tak mesti kusam diterpa terik. Keringat tak perlu bercucuran lagi,
padahal menyehatkan. Era online membuat urusan serba mudah. Nomor handphonnya hanya aku
sms, ia langsung menanggapi dengan menelpon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Nasi ayam goreng yang kupesan masih
tertata rapi setelah bungkusnya kubuka. Bumbu ayamnya mengeluarkan aroma
rempah-rempah khas Gorontalo. Sayur kangkungnya ditumis bersama misua. Kelezatannya
tidak kalah dengan yang dijual di rumah-rumah makan. Makanan siang ini kupesan
melalui nomor yang tertera disalah satu postingan dalam grup <i>Forum jual Beli Gorontalo</i>. Pemilik akun
bernama <a href="https://www.facebook.com/yanlia.ladanu?fref=nf&post_id=831481656988676">Sofiyan Lapata</a>,<span style="color: #548dd4; mso-themecolor: text2; mso-themetint: 153;"> </span>dapat dihubungi melalui <span style="color: #548dd4; mso-themecolor: text2; mso-themetint: 153;">085145276070</span> atau via BBM <span style="color: #548dd4; mso-themecolor: text2; mso-themetint: 153;">D1361FD9</span>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Selain nasi ayam, Sofiyan juga
menjajakan nasi paket telur balado, Sop hati ayam, dan telur balado (3 biji). Tiap
jenis paket makanan ia patok dengan harga Rp.10.000. <i>Free ongkir dalam kota. Pinggir kota jarak dan ongkir menyesuaikan.</i>
Begitu ia menulisnya dalam postingan.<o:p></o:p></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2fze9G2QAkzOz19TIfd2GPT0ZBWmYsCWI-Y3F5U_s3uPcKxNqdOmUOPhxlGu9pB2CpOpekqZOpV9gMqcmamhyg8xkXEeKv6XnlouJhDLqOufuY8DDtsEpkTaktGv01x2JpOnySx5zLJoW/s1600/Untitled-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2fze9G2QAkzOz19TIfd2GPT0ZBWmYsCWI-Y3F5U_s3uPcKxNqdOmUOPhxlGu9pB2CpOpekqZOpV9gMqcmamhyg8xkXEeKv6XnlouJhDLqOufuY8DDtsEpkTaktGv01x2JpOnySx5zLJoW/s640/Untitled-3.jpg" width="484" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Tiap Jenis Per Porsi Hanya Rp.10.000</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br /></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-70797109871466808912016-08-10T09:31:00.000-07:002016-10-12T05:28:53.809-07:00KISAHKU DI GORONTALO<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">5 tahun sudah berlalu. Kini aku semester
sebelas. 31 Agustus mendatang menjadi salah satu peristiwa lumrah bagi seorang
mahasiswa, penantian panjang segera berlalu. Akhirnya aku akan Wisuda.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dalam kamar sewa berukuran 2x3 meter,
ingatanku terseret pada Juni 2011, kali pertama aku menginjakkan kaki di daerah
yang dijuluki sebagai Kota Serambi Madinah. Tidak seperti kampung halamanku di
Kendari, transportasi utama Gorontalo adalah Becak Motor, masyarakat di sini menyebutnya
“Bentor.” Seorang kawan dari Geografi UNM sewaktu MUSWIL IMAHAGI Region V tahun
2014 menjulukinya dengan “Kota Seribu Bentor.”Berbeda dengan Medan yang joki
bentornya berada di samping, joki bentor Gorontalo aman berada di belakang.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><a href="http://www.kompasiana.com/mad_khatulistiwa/juni-ke-lima_5598a713939373980b97b620"><b>Baca juga: Juni Ke Limaku</b></a></span><br />
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Untuk sampai ke kota yang pernah heboh
dengan lipsing Briptu Norman Kamaru, aku menumpangi kapal laut yang nama
kapalnya diambil dari nama gunung tertinggi di Gorontalo, Tilongkabila.
Tidak hanya itu, kafe yang terletak di dek 6 bagian belakang dinamai Limboto,
nama kerajaan yang kini menjadi nama Kecamatan di Kabupaten Gorontalo. Di dalam
kapal, potret kondisi Gorontalo terpajang bersama bingkai ukuran besar. </span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Transportasi laut yang kunaiki dari
pelabuhan Nusantara, Kendari, mengarungi lautan selama kurang lebih 2 hari 2
malam. Pelabuhan Kolonedalle yang terletak di teluk Tolo atau berada pada
pinggang timur pulau Sulawesi adalah pelabuhan pertama yang disinggahi. “abk-kabek,
siap muka belakang!” begitu titah kapten tiap kali kapal hendak berlabuh atau
segera kembali memecah lautan. Selanjutnya, kapal berlayar menuju pelabuhan
Luwuk. Dari atas kapal, Kota Luwuk terlihat lebih ramai dibanding Kolonedalle.
Pemukiman penduduknya berjejer mengikuti panjangnya pantai. Bukit dan gunung di
bagian baratnya seolah menjadi tembok pembatas. Sirkulasi penumpang di
pelabuhan Luwuk cukup tinggi karena menjadi daerah transit beberapa daerah
sekitar sekaligus sebagai gerbang timur provinsi Sulawesi Tengah.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Tiba di pelabuhan Gorontalo, aku
dijemput seorang wanita berjilbab besar, berkulit putih, senyumnya tak pernah putus,
namanya Kak Maulid. Setelah memesan bentor, kami pun menuju jalan Arif Rahman
Hakim. Waktu itu biayanya sekitar Rp.30.000. Lalu aku diajak menyusuri jalan dengan
lebar sekitar 1 meter. Jalan kecil itu berada tepat di sisi selatan dari rumah
makan “Mba Puji.” Rumah yang kami tuju nampak ramai, di dalamnya terdiri dari
wajah-wajah berwibawa dan raut-raut muka yang terlihat kebingungan, termasuk aku.
Setelah mendengarkan arahan dari beberapa senior, aku kemudian mengetahui bahwa
tempat ini merupakan rumah sewaan sekaligus Sekretariat mahasiswa asal
Kabupaten Muna yang berhimpun dengan sebuah nama Kesatuan Pelajar Mahasiswa
Muna Indonesia (KEPMMI).<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Satu persatu raut-raut kebingungan mulai
pudar setelah kami melakukan perkenalan dan saling mendengarkan kisah pertama
menumpang kapal besar. Kami adalah pemuda yang baru saja lulus dari masa putih
abu-abu. Bertemu dalam bingkai organisasi yang bernafaskan kekeluargaan. Kami
semua sama-sama berkeinginan agar dapat melanjutkan riwayat pendidikan di
Perguruan Tinggi.<o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLVvmE2EjEr2q66aSc2zaHzqKpIqKfqiIpsgv3upCwv3OV5H-CUpnT6FH9oITbrlYp-yGgEedGkD8xhApxbfqKRqtKVy1mX0FaOeC1lwJI-wBbfAY7Fr0ZZyBEh-ai1LFCPWdMzCvg0Isb/s1600/2011+%25281%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLVvmE2EjEr2q66aSc2zaHzqKpIqKfqiIpsgv3upCwv3OV5H-CUpnT6FH9oITbrlYp-yGgEedGkD8xhApxbfqKRqtKVy1mX0FaOeC1lwJI-wBbfAY7Fr0ZZyBEh-ai1LFCPWdMzCvg0Isb/s320/2011+%25281%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kelompok IV Perkaderan</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.3pt;">Pengurus KEPMMI andil besar dalam
proses registrasi calon mahasiswa dan penyesuaian di tempat baru. Bagi aku,
KEPMMI sudah seperti keluarga. Tapi, tak mudah menjadi bagian dari keluarga
ini. Ada derita dan sejuta keganasan perkaderan yang harus dilalui. Berkat prosesnya
selama seminggu yang terbilang mencekam, lahirlah manusia-manusia dengan
kesadaran baru yang lebih baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlvYkDmDDQOmqKX37JtYcZMxq8vAfeLQhLvHMO_QHibHyPyjwdC7kMESXlv3cjAYVLxZ_3TshVnSLbCjujr7qyL_OqYIpzvR1BerwBGtc_IoJ4xAaOlL7L4MzUXOkhRiF0-mgmgkWkevd4/s1600/2011+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlvYkDmDDQOmqKX37JtYcZMxq8vAfeLQhLvHMO_QHibHyPyjwdC7kMESXlv3cjAYVLxZ_3TshVnSLbCjujr7qyL_OqYIpzvR1BerwBGtc_IoJ4xAaOlL7L4MzUXOkhRiF0-mgmgkWkevd4/s320/2011+%25282%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bersih Desa dengan Gembira</td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 21.3pt;">Salah satu hal menarik pertama di
Gorontalo adalah masalah makanan. Makanan pokok mahasiswa di sini bukan nasi
putih, tapi nasi kuning yang dijual dengan harga Rp.2.000/porsi. sedangkan
gorengan umumnya dijual Rp.500/biji, sangat terjangkau dengan uang saku.
Kenaikan BBM sebesar Rp.2.500 pada tahan 2013 menyebabkan nasi kuning menjadi
Rp.3.000, sementara gorengan menjadi 2.000/3 biji, ada juga yang menjualnya
1.000/biji. Namun, saat ini nasi kuning dekat dan dalam kampus dijual dengan
harga rata-rata Rp.5.000/porsinya.</span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 21.3pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 6pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Aku memilih melanjutkan studi di
Gorontalo berkat informasi seorang guru Geografi di sekolahku yang istrinya
adalah alumni dari Universitas Negeri Gorontalo. Sementara Kak Maulid yang
menjadi kontakku dalam perjalanan adalah junior dari istri guruku.<o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "book antiqua" , serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 21.3pt;">Kadang tersirat penyesalan. Gorontalo
cukup jauh dari Kendari, padahal di Makassar
dunia pendidikannya cukup tua dan jurusan Geografi di sana sudah lama
ada. Kemajuan internet waktu SMA dulu tidak aku manfaatkan untuk menjelajahi
dunia kampus. Meski begitu, aku sadar. Keberadaanku di Gorontalo bagian dari pilihan hidupku yang
mesti dilalui. “Masa depan tidak ditentukan dimana kita belajar tetapi
bagaimana dan oleh siapa kita diajar,” begitu pesan Anis Baswedan. </span></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0Gorontalo, Gorontalo City, Gorontalo, Indonesia0.54354419999999992 123.056769300000040.41652069999999991 122.89540780000004 0.67056769999999988 123.21813080000004tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-59559325565069859412016-07-15T09:29:00.000-07:002016-10-11T18:52:31.555-07:00PULANG KAMPUNG<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Telah
lama tidak berbagi kisah, juni 2016 hanya satu tulisan yang terposting itupun
referensinya dari koran lokal. Bingung juga mau nulis apa, kata para ahli
jangan menunggu ide untuk menulis, tapi menulislah untuk menemukan ide. Para ahli
itu tidak kumengerti pola kehidupan penulisannya. Aku masih menulis entah akan
berlabuh ke mana, ide belum jua kutemukan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bagaimana
kalau curhat?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oke
deh…<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aku
pulang kampung 26 Juni 2016. Berangkat dari rumah kontrakan menuju Bandara
Djalaludin Gorontalo ba’da sahur diantar Rudini, teman seperjuangan di HmI
dengan mengendarai motor Suziku FU miliknya. Bandara lama berantakan,
dinding-dindingnya sudah dirubuhkan. Dua lantai bandara baru nampak sepi dan
kotoran bertebaran di mana-mana, bandara ini telah resmi digunakan rupanya.
Tiket seharga Rp.830.000 rute Gorontalo-Kendari menujukkan penerbangan dimulai
sekitar 06.45. Tiba di bandara Sultan Hasanuddin Makassar aku heran pesawatnya
sepi, hanya tersisa beberapa penumpang dan awak kapal. Pramugari yang kutanya
bilang pesawat sudah transit sekitar 20 menit yang lalu. Beberapa langkah
meninggalkan pintu pesawat, aku mendengar pramugari berbisik kepada kawannya
“dia pasti baru bangun.” Lazimnya penumpang transit akan lewat lantai satu dan
melakukan <i>chek in</i> ulang, tapi aku
tidak melakukannya. Pintu keberangkatan di situlah tempatku masuk dan langsung
menunggu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sebelum
pulang aku dan Rudini sempat berpatungan memberikan THR ke salah satu teman
kontrakan, melaluinya kami dapat sahur dan berpuasa dengan baik. Terimakasih</span><span style="font-family: "wingdings"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">J</span><span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
orang rajin sepertimu akan mendapat kebaikan yang lebih baik lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Satu
tahun lamanya aku baru kembali ke kota kelahiranku. Burung besi kepunyaan <i>Lion Grup</i> ini berputar dua kali sebelum
akhirnya mendarat di Bandara Haluoleo, cuaca kurang bersahabat. Menurut informasi
dari Ibuku, Kendari dilanda hujan sejak beberapa hari yang lalu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perjalan
melalui udara begitu cepat, pergi pagi sampai di rumah masih pagi juga. Sangat
berbeda bila menumpang kapal Tilongkabila, perjalannya sampai dua hari dua
malam memang membosankan, tapi minggalkan kesan bahwa kita benar-benar
menikmati proses perjalanan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "book antiqua" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kediamanku
di jalan lumba-lumba no. 9A tidak banyak berubah selain usia penghuninya. Tiga
orang adikku makin dewasa, anak dari kakakku sudah pandai berjalan, dan orang
tuaku kian keriput. Gigi ibuku bagian bawah bahkan telah habis, mirip seperti
ibu dari ibuku. Berbeda dengan Bapak, giginya masih utuh padahal dia besar di
pulau Kabaena yang waktu itu masih jauh dari peradaban. Kata adikku Afdal,
semasa kecilnya bapak kuat makan tebuh. Setelah mengenal sikat gigi, Bapakku
jarang alpa mengenakannya. Ibuku semasa kecil sepertinya hanya kuat makan gula
merah khas Bone, Sulawesi Selatan. Meski begitu, Ibu tetaplah wanita yang
paling aku sayangi. Niat menikah setelah wisuda S1 pun terpaksa aku urungkan
setelah beliau mengatakan “kalau mau menikah sebelum selesai S2 lebih baik
bunuh mama dulu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-7770578506027651882015-12-15T16:48:00.003-08:002016-10-12T05:31:54.086-07:00JATUH CINTA PADA KALKULUS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvnt2lzpnbve8LLOs6kBJ2Lz5A4hiY3Tw0ek3daMhaRlTRjiqqW4K8WH1rjFqvKL7UvjTJ0uJpyBK1l9RGOQNOYGjIMU1zvWPVPqM6t8pa5jk70oXGJMrf2f4KA2AdvpG_OVkoLlPkJjz2/s1600/dp-bbm-muslimah-berhijab-15.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvnt2lzpnbve8LLOs6kBJ2Lz5A4hiY3Tw0ek3daMhaRlTRjiqqW4K8WH1rjFqvKL7UvjTJ0uJpyBK1l9RGOQNOYGjIMU1zvWPVPqM6t8pa5jk70oXGJMrf2f4KA2AdvpG_OVkoLlPkJjz2/s320/dp-bbm-muslimah-berhijab-15.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <i> Sumber: Google.com</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Meski
air sudah membasuh badan, kantuk kembali merindu kasur. Kuliah jam delapan
mengharuskanku melawan kemalasan pagi. Demi Ilmu, semua ritangan aku ladeni. Setiba
di kampus, perutku terserang mulas. Angin dingin yang mencengkram perutku
semalam berontak minta keluar. Kamar mandi yang berada di belakang sebelah
timur dari ruang perkuliahan kusambangi. Pintunya terkunci dari dalam, seseorang
tengah menggunakannya. Kucari alternatif. Kaki terus melangkah melewati ruang
kamar mandi hendak ke kamar mandi Fakultas. Pada ruangan sebelah, I depan lab. Komputer
Matematika nampak seorang mahasiswi tengah menggaruk betis putihnya sembari
kakinya diangkat menginjak dudukan kursi panjang. Kecantikannya sirna seiring
garukan jemarinya. Tidak ada yang salah dengan menggaruk, hanya lebih baik hal
demikian tidak dilakukan di tempat umum. Cantik boleh relatif tapi mulas
perutku mutlak adanya.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /><o:p></o:p></span><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.3pt;"> Hari
ini rencananya akan UTS, padahal aku belum belajar dan meskipun belajar tetap
saja aku tak paham. Mempelajari matakuliah yang satu ini ibarat mendobrak tembok setebal lima meter yang
pondasinya sedalam 6 meter. Sudah ku dobrak sejak MTS, hingga semester sembilan
di kampus, tembok itu tak kunjung roboh. Tembok yang membuatku belum bertoga.
Tembok absurd gelapi kehidupanku. Tembok itu bernama Matematika. Pendapatku tentu
tidak disepakati dengan mahasiswa
Matematika. Beruntung, dosen pengampu yang sementara hamil akibat ulah halal siganteng
dosen muda kembali absen. </span><i style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.3pt;">Alhamdulillah</i><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; text-indent: 21.3pt;">,
perjuangan melawan pagi hanya sedikit sia-sia.</span><span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "cambria" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bertahan
di kampus pasti membosankan karena tidak ada lagi kawan seangkatan. Sebenarnya
mereka ada, hanya saja sudah sibuk dengan urusan penelitian dan ujian
skripsinya masing-masing. Dahulu ke kampus untuk kuliah bersama, namun akhirnya
untuk wisuda sendiri-sendiri. Lebih baik pulang ke kontrakan dan menggilas
sisa-sisa ngantuk di atas pembaringan.</span><br />
<br />
<span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">Begitulah
Tuhan yang selalu tak kehabisan cara untuk menguji hambanya. Di perjalanan, aku
dipertemukan tanpa saling tegur dan sapa dengan seorang wanita. Kecantikannya tidak
hanya </span><i style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">outher beauty</i><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">, tetapi juga </span><i style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">inner beauty</i><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">. Kulit putihnya yang bersih
tertutup pakain muslimah berwarna hitam pekat berpadu lebar tudung merahnya
yang menjulur menutupi kepala hingga pingganggnya. Wajahnya dibiarkan nampak
tanpa cadar ala budaya masyarakat Islam padang pasir. Jilbabnya begitu mencolok
di bawah terpaan sinar mentari pagi Gorontalo. Ia menundukkan pandangannya sewaktu
kami kian dekat. Kala berpas-pasan seolah waktu berjalan lambat, </span><i style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">slow motion</i><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">. Setiap detik yang berlalu
kunikmati dengan memandang wajahnya yang terus merunduk teduh. Hati jujur
merasa, pesona kecantikan dalam kebungkamannya terpancar menembus relung
material perasaan, tersimpan, tumbuh, lalu bermekar keindahan. Sayang, di
tangannya tergenggam tiga buku tebal. Pada sampul buku teratas tertera kata </span><i style="font-family: cambria, serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">KALKULUS</i><span style="font-family: "cambria" , serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: 21.3pt;">. </span></div>
</div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4502475250707070283.post-17531996193896996432014-10-23T19:41:00.000-07:002016-10-12T05:30:52.299-07:00Terkuaknya Dosa Dosen<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tok tok tok, “Assalamu ‘alaikum.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Wa ‘alaikumsalam, mau apa.” Kata dosen yang kukunjungi malam ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Maf Pak, jika diizinkan saya hendak berdiskusi dengan Bapak.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Dengan raut wajahnya yang mungkin agak marah karena terganggu, dosenku
berucap “mahasiswa apa kamu ini?.”</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">***</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">18.10 Wita. Setelah menunaikan shalat maghrib dalam suatu malam di bulan
oktober 2014. Aku bergegas menuju Kampus Peradaban dengan maksud hendak mencari
lokasi yang strategis untuk melaksanakan kajian diesok hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Luar biasa tempat ini,” gumanku dalam pikiran setelah beberapa saat
kuamati tempat yang pertama kali kukunjungi ini. Beberapa susunan kursi dan
meja terlihat sangat strategis untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan. Namun,
tidak cocok jika kegiatannya dilaksanakan pada malam hari,cahaya bintang dan
bulan tidak cukup me<a href="https://www.blogger.com/null" name="_GoBack"></a>nerangi beberapa lokasi strategis
kegiatan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Kucoba telusuri lebih teliti lagi, kuperhatikan ada beberapa lampu yang
menyala dan juga ada sumber daya listrik yang tersedia dibeberapa tiang kantin yang
selama ini empunya kantintelah menyebabkan perut beberapa mahasiswa kenyang,
mereka pulalah juga yang telah mencemari air selokan dengan sisa masakan dan
makanan. Tidak menjadi soal penting masalah ini, area yang hanya ramai dipagi
hingga sore dalam masa aktif perkulihan ini dapat diterangi dengan cahaya lampu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Diri berpuas sudah karena telah menemukan tempat yang tepat untuk
kegiatan. Di sisi lain dalam pikiran ini, aku juga masih penasaran dengan beberapa
tempat yang mungkin jauh lebih strategis dan nyaman. Kakipun kembali melangkah mencoba
menyusuri jalan-jalan kampus yang mungkin dalam perjalanan selanjutnya akan
melihat sepasang makhluk bernama manusia sedang beradu dan memadu kasih dalam
pojok-pojok strategis digelapnya malam. Maklumlah, malam ini adalah malam
muda-mudi yang telah teracuni oleh bujukan setan. Termasuk aku juga, di masa
yang telah lalu. Semoga tuhan mengampuni dosaku, dan yang masih melakukan agar
segera tercerahkan, bertobat sebelum malaikat maut datang bersilaturahim.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">
</span><span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Sekitar beberapa langkah dari kantin kampus. Ada satu kendaraanterparkir
disekitar taman bunga Fakultas Biru. Cahaya lampu disalah satu ruangan lantai
dua juga terlihat menyala. Segera saja rencana masa laluku hadir dalam benak
mendorong nyali untuk kembali mengeksekusinya sementara rencana yang telah
tersusun tadi harus dikesampingkan dulu. Mungkin malam ini adalah malam yang
tepat untuk melanjutkan misi yang beberapa hari lalu belum terlaksana karena
sasaran tidak di tempat. Mudah-mudahan memang benar dia ada, dan bukan malah
asistennya lagi yang akan kutemui nantinya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Pintu samping gedung ini tidak terkunci, 47% sepertinya beliau memang
ada. Segera saja aku masuk. Lorong kelas yang kulalui cukup gelap lagi sunyi, derap
langkah kakiku cukup jelas terdengar meninggalkan jejaknya disetiap lantai
tehel dan anak tangga gedung ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Ruangan Beliau yang berada di pojok terlihat seperti berpenghuni. Keberanian
dan rasa penasaran terus mendorong kaki ini melangkah mendekat meskipun detak
jantung semakin cepat memompa darah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tepat di kaca pintu ruangannya yang sebahagian tidak terhalangi, aku
mengintip. kuperhatikan ada orang sedang teleponan dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Alhamdulillah</i>dugaanku tidak meleset. Target duduk manis di kursi sembari
berbicara dengan semangat melalui alat komunikasi kecilnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tiga menit berlalu, dari tempat aku berdiri dan mengintip. Aku
perhatikan, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Handphone</i>nya sudah
tersimpan diantara tumpukan buku-buku tebal hingga tipis dengan beberapa kertas
yang berada di mejanya, sepertinya teleponannya telah usai.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tok tok tok, “Assalamu ‘alaikum.” Suara salam dan ketukan tanganku di
pintu ruangan menghidupkan kesunyian dalam gelap di gedung ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Wa ‘alaikumsalam, mau apa.” Kata dosen yang ku kunjungi malam ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Tangan kananku memegang tangan kiri dan seolah menutup burung yang
hendak terbang. “Maaf Pak, jika diizinkan saya hendak berdiskusi dengan Bapak.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Mahasiswa apa kamu ini?.” Raut wajah dosenku berubah dan terlihat agak
marah karena munkin terganggu dengan kedatanganku.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Pola pernafasan kuatur sedemikian rupa agar tidak terlalu kaku menjawab pertanyaannya
yang cukup terdengar tegas dan berapi. “Saya mahasiswa di jurusannya Bapak.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Sorotan mata dosenku seperti elang yang hendak menerkam mangsa.“Apa yang
mau kamu tanyakan?.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Aku dibuatnya terbata-bata dalam berucap. “Saya mau menanyakan kemungkinan
kebenaran tentang adanya senjata yang memanfaatkan gelombang sebagai pelurunya,
digunakan untuk membuat badai, gempa, dan tsunami Pak.” Kelegaan tiba-tiba saja
aku rasakan setelah pengutaraan maksud dan tujuan keberadaaanku di ruangannya
pada malam ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Saya tidak cerdas untuk menjawab pertanyaanmu, meskipun saya tahu, saya
tidak mau menjelaskan. Saya lagi kurang baik malam ini untuk berdiskusi.” Nada
suara dosenku meninggi. “Lagian, dosen-dosenmu yang lain juga sepertinya makin
hari makin cerdas, berbanding lurus dengan kesombongannya.” Kata-kata
dosenku terucap tajam, luka yang timbul pastilah parah jika yang
mendengarnya adalah dosen bersangkutan. Suaranya lantang, bergerigi
tajam, kembali bergema menghiasi dinding-dinding ruangan. “Mana ada dosen-dosenmu
malam-malam seperti ini berfikir untuk kebaikan mahasiswanya, Dosen-dosenmu itu
terlalu sombong karena cerdasnya.” Dosenku kembali mengulang kata cerdas dan
sombong, hendak menegaskan inti pembicaraanya.</span><br />
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX-fnP2xFTJst03w4xMB2K7To7YV0mKPdJKixpWWFCGyNcO9yu6qUA2IwtbFJ-ff1zVj8L7e_eie0WrvP1kspp5qQ9NUnUfQ_iFPanKKIZvVbPgdavojzao5QYIdqTiVf4N1E35VXKxtQp/s1600/muhammad-yusuf-s.si.-m.si-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhX-fnP2xFTJst03w4xMB2K7To7YV0mKPdJKixpWWFCGyNcO9yu6qUA2IwtbFJ-ff1zVj8L7e_eie0WrvP1kspp5qQ9NUnUfQ_iFPanKKIZvVbPgdavojzao5QYIdqTiVf4N1E35VXKxtQp/s320/muhammad-yusuf-s.si.-m.si-1.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Muhammad Yusus di ruang Inspirasinya<br />
Sumber: <a href="http://www.ung.ac.id/home/berita/my-jadi-pembicara-di-london" style="font-size: 12.8px; text-indent: 35.45pt;">http://www.ung.ac.id/</a></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "candara" , sans-serif; font-size: 12pt; text-indent: 35.45pt;">Meskipun sebenarnya aku juga merasa kecewa karena malam ini belum
terterima untuk berdiskusi, dalam keadaan kaki bergetar aku nekat mengajukan
pertanyaan. “Berarti falsafah padi tidak berlaku yah Pak?.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">“Iya tidak berlaku, nanti saja diskusinya saya masih sibuk.” Dosenku
menatap ke arahku sambil kedua tangannya merapikan kertas yang berserakan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "candara" , "sans-serif"; font-size: 12.0pt;">Sejak awal membuka pintu, sepasang kaki yang kupunya belum berani beranjak
masuk kedalam ruangannya. Badanku masih dalam keadaan berdiri di
pintu karena sedari tadi tidak dipersilahkan masuk dan duduk. “Baiklah Pak,
nanti lagi saya akan datang untuk berdiskusi, dan saya mohon izin Pak, "Assalamu
‘alaikum.” Badan beserta anggotanya kumundurkan dengan hormat
seraya menundukkan kepala untuk meninggalkan beliau ditengah-tengah kesibukan malamnya
sebagai dosen yang kritis dan berdedikasi tinggi atas amanah yang diembannya.</span></div>
<div class="blogger-post-footer">terima kasih telah membaca artikel ini</div>dilwanunghttp://www.blogger.com/profile/00821250734611143357noreply@blogger.com0